Rabu, 05 Desember 2012

Wanita di Foto Itu



                                                         
Minggu pagi Zivi dijemput oleh Fauzan. Fauzan merupakan orang terdekat Zivi, awalnya mereka pacaraan tapi karna ada masalah yang membuat mereka memutuskan untuk mengubah pacaran menjadi hubungan sebatas teman, meski sebenarnya Zivi ragu dengan keputusannya itu. Fauzan membawa Zivi ke rumah neneknya, karna saat itu ada acara pernikahan tante Fauzan.
Sesampainya di rumahnya nenek Zivi hanya duduk diam seperti orang asing yang kebingungan mencari jalan pulang, ya itulah kebiasaan buruk Zivi, kaku dan gag PD_an. Sedangkan Fauzan sibuk membantu jalannya acara itu. Sesekali Fauzan menghampiri Zivi yang melongo’ seperti orang bego’. Hmm entah apa yang ada dipikiran Fauzan, hingga dia bisa cinta dengan cewek super aneh, kadang-kadang menyebalkan, suka marah-marah gag jelas. Apa mungkin Fauzan gag waras kali yah? Haha.
Waktu makan siang Fauzan menghampiri Zivi dan duduk di sebelahnya. Orang-orang sedang menikmati semua hidangan yang disiapkan orang rumah, keramaian, keceriaan terpancar di wajah semua orang. Kedua mempelai baru saja resmi menjadi suami istri dan siap menjalani proses pernikah dengan menjadi raja dan ratu seharian. Iihh, gag kebayang lelahnya menjalani hari itu, duduk selama ber jam-jam seperti patung. Kemudian Fauzan dipanggil untuk membantu, fauzan memberikan hp_nya kepada Zivi untuk dititipkan “nong, pegangkan hp odox ya” nong itu panggilan Fauzan untuk Zivi. Dan odox adalah panggilan Zivi untuk Fauzan. Mmm dari pada bete’ mendingan melihat-lihat isi hp Fauzan, itu pikir Zivi. Zivipun asik meng otak atik hp Fauzan,dan membuka folder image. Terdapat banyak foto-foto, kebanyakan foto Fauzan bersama teman-temannya. Setelah melihat-lihat dan mengamati, ada satu foto yang sedikit membuat Zivi merasa gag nyaman untuk dirinya. Zivi mulai berpikir yang aneh-aneh tentang Fauzan dan marasa keputusannya untuk menjalin hubungan sebatas teman dengan Fauzan, keputusan yang tepat.
Setelah hampir 30 menit Fauzan sibuk membantu dan meninggalkan Zivi sendiri, akhirnya Fauzan datang menghampiri dan kembali duduk di sebelah Zivi, sebuah kursi di teras rumah nenek Fauzan. Tapi Zivi mulai merasa gag nyaman dengan kehadiran Fauzan di dekatnya, meskipun begitu Zivi berusa untuk tidak memperlihatkan suasana hatinya saat itu yang bener-beber gag enak. Untuk menenangkan suasana hatinya yang sedang kacau, Zivi memutuskan untuk mengirim message kepada teman dekatnya ”Deka”  yang juga merupakan teman sekelasnya. Fauzan mengajak Zivi makan “makan yuk, udah siang ne?”, tetapi Zivi menolak dengan alasan masing kenyang “gag ah, nanti aja. Masih kenyang”, yaa memang begitulah adanya. Akhirnya Fauzan memutuskan untuk makan duluan, karna Zivi yang menolak diajak makan bareng. Fauzanpun menghabiskan makanan yang ada di piring yang sedang dipegangnya.
Orang-orang menyakan mengapa Zivi belum juga makan “lho Zivi koq gag makan ? Sedangkan Fauzan sudah selesai menghabiskan makanannya”. Wanita, wanita di foto itu yang membuat napsu makan Zivi menjadi hilang. Di foto itu Fauzan dan seorang wanita terlihat mesra yang jika dipikir sebatas teman bukanlah hal wajar, sedangkan mereka belum lama putus. Sayangnya foto itu gag jelas dan sangat sulit untuk dilihat di tempat yang terpancar sinar matahari dengan jelas, Zivi ngomel dalam hati “Uhh, susah banget sih liatnya?”. Tapi Zivi gag nyerah, ia terus berpikir bagaimana caranya agar bisa melihat dengan jelas sosok wanita yang bersama Fauzan di foto itu tanpa sepengetahuan Fauzan.
Pikiran-pikiran jelek tentang Fauzan, terus menghampiri Zivi. Dan hal ini membuatnya merasa gag nyaman dan ingin menjauh secepatnya dari Fauzan, bahkan untuk menjalin hubungan sebatas temanpun rasanya gag ingin. Yaa begitulah wanita senang menyimpan unek-uneknya yang akan menjadi bumerang, jika ia sudah lelah memendamnya dan merasakan kepedihan sendiri tanpa satu orangpun yang tahu. Sifat wanita memang aneh, misterius, dan sangat sulit untuk ditebak keinginannya. Tapi meskipun begitu, laki-laki slalu membutuhkan kehadiran sosok wanita. Tanpa wanita hidupnya hampa, bagai mandi gag memakai sabun, nyuci pakaian gag memakai deterjen. Sedikit mengingatkan orang-orang yang malas nyuci, pakaiannya numpuk di kamar menjadi tempat peristirahatan nyamuk dan tempat tikus-tikus bermain. Hehe viss
Setelah lewat dari tiga puluh menit lamanya, akhirnya Zivi mendapat ide untuk bisa melihat dengan jelas sosok wanita di foto itu, Zivi memutuskan untuk mengetahui siapa wanita yang bersama Fauzan di foto itu. Zivi mengaktifkan Bluetooth di hp_nya dan mengirim foto itu tanpa sepengetahuan Fauzan. Usaha Zivi sukses, Fauzan gag curiga sama sekali apalagi sampai tahu apa yang dilakukan Zivi dan yang dipikirkan Zivi tentang dirinya yang tidak-tidak. Bahkan berniat untuk menghindar dari Fauzan, memutuskan hubungan apapun agar terhindar dari sosok Fauzan yang meskipun saat itu hubungan mereka tidak lagi pacaran tapi rasa sayang slalu ada.
Oohh Tuhan, Zivi kaget melihat wanita yang bersama Fauzan di foto itu. Yang tadinya kesal, marah, dan sedikit ilfil, berubah menjadi rasa malu yang gag bisa diungkapkan dengan kata-kata “masya Allah bodohnya aku, mengapa aku bisa lupa dengan foto ini? Kenapa aku gag kenal dengan diriku sendiri?” Karna sosok wanita bersama Fauzan yang ada di foto itu adalah dirinya sendiri. Foto itu diambil saat Fauzan datang menjenguk Zivi yang sedang sakit, di kost. Zivi adalah anak kost, menetap di kost pada hari-hari kuliah dan pulang ke rumah hanya saat liburan. Zivi sangat malu dengan kejadian ini, ia malu pada dirinya sendiri, ia malu karna gag kenal dengan dirinya, malu sudah berpikiran jejek tentang Fauzan.
Salah tingkah, itulah yang dialami Zivi setelah mengetahui sosok wanita di foto itu yang ternyata adalah dirinya sendiri. Zivi malu dan gag tahu apa yang harus dilakukannya, apa yang akan dilakukan Fauzan bila mengetahui hal ini. Zivi bingung harus bagaimana, apa perlu menceritakan hal ini dan meminta maaf pada Fauzan? Atau lupakan saja kejadian ini, toh Fauzan juga gag menyadarinya?
Adik Fauzan membawakan makanan untuk Zivi, adik Fauzan yang tidak lain merupakan teman Zivi. Zivipun makan dan menghibur diri yang sempat sedikit stress yang berakibat malu sendiri. Kemudian Zivi memutuskan untuk berdiam diri dan tidak menceritakan hal ini pada Fauzan, alasan utamanya karna malu dan takut di ejek Fauzan. Gag lama kemudian seusai Zivi makan, ia berpamitan dengan orang rumah. Semuanya menahan kepulangan Zivi dan memintanya untuk berada lebih lama di tempat itu, tapi Zivi menolak dan tetap ingin pulang ke rumah, akhirnya Fauzan mengantarnya pulang tanpa tahu kejadian yang memalukan tadi.







Cerita ini ditulis berdasarkan kisah nyata, tempat, waktu dan suasana adalah nyata, hanya nama dari tokoh utama yang menggunakan nama samaran. Jadi, apabila terdapat kasamaan, itu hanyalah unsur kebetulan dan tidak disengaja karna cerita ini ditulis tanpa meniru dari apa atau siapapun.
Cerpen ini ditulis bertujuan untuk menyampaikan maaf atas kekeliruan dan kesalahan yang sudah beberapa bulan ini disembunyikan dari korban pemikiran jelek si Penulis.


                                                                                       
                                                                 Penulis,                                                                                                      
                                                Dea Kost, 29 November 2011

                                       
                                        Miong


                                                                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar